POLEMIK PERSEPULUHAN
PASAL 1
PENDAHULUAN
Kebenaran
Persepuluhan telah dilakukan oleh hampir seluruh denominasi gereja sekarang
ini. Bahkan denominasi gereja-gereja aliran besar yang dahulu menolak sudah
melaksanakannya. Hanya akhir-akhir ini ada ajaran yang disebarkan untuk menolak
kebenaran persepuluhan dengan alasan bahwa kebenaran ini telah digenapkan
bersama Hukum Taurat. Jadi, tidak lagi perlu dilakukan. Kebanyakan mereka yang
menolak berdasarkan ayat Firman Allah dalam Efesus 2:15 : “sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum
Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai
sejahtera,”
Dasar
ajaran mereka bahwa perpuluhan bagian dari Hukum Taurat telah dibatalkan atau
diselesaikan oleh kematian Yesus Kristus di Kayu Salib. Memang Kristus sudah
mati sebagai Mesisas dan Juruselamat dan telah menggenapkan Taurat, tetapi
perpuluhan itu adalah kebenaran Allah bukan termasuk Taurat yang sudah
digenapkan oleh Yesus Kristus. Pelaksanaan perpuluhan tetap menjadi kebenaran
gereja masa kini. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus pernah menyinggung masalah
perpuluhan dalam hal yang paling kecil sekalipun (Baca: Mat. 23:23; Luk. 11:42;
Luk. 18:12). Tuhan Yesus juga pernah berkata bahwa bayarlah kepada kaisar apa yang kaisar punya dan kepada Tuhan apa
yang Tuhan punya. Hal ini menunjuk persoalan kepemilikan, yang
dimaksudkan tentang perpuluhan yang adalah milik Tuhan yang ada dalam harta
kita, Mat. 22:21; Mark. 12:17.
Mengapa
kita harus membayar perpuluhan? Jawaban yang paling tepat ialah karena itu
kebenaran perintah Tuhan kepada GerejaNya, menjadi kewajiban kita untuk
menopang pekerjaan pelayananNya dimuka bumi. Persepuluhan juga sebagai dasar
kebenaran untuk hidup yang diberkati Tuhan. Baca: Kej. 14:18-20; Im. 27:31-34;
Mal. 3:6-10.
Tetapi kebenaran
persepuluhan utamanya sebagai bukti menguji Kasih serta Ketaatan kita kepada
FirmanNya.
Apabila
kita merenungkan lebih mendalam tentang kebenaran persepuluhan yang hanya
meminta membayar 10% dari harta kita. Sesungguhnya orang percaya harus jujur
dan mengakui sesungguhnya bahwa kita tidak mempunyai sedikit pun hak
kepemilikan atas hidup kita karena semuanya hanya pemberian Tuhan. Pertama,
manusia hanya tanah liat belaka, tapi Tuhan menghembuskan nafasNya, rohNya,
sehinggah kita menjadi makhluk hidup. Tanpa kehidupan dari Tuhan manusia hanya
tanah belaka, Yoel 2:21; 2 Kor. 4:7, renungkan sejenak bahwa manusia hanya
tanah belaka.
Hidup kita
adalah 100% kasih karunia Allah. Tuhan-lah pemilik Kehidupan manusia, Kej 2:7. Kedua,
manusia sudah jatuh kedalam dosa sehinggah manusia telah masuk dalam kegelapan
dosa. Upah dosa adalah maut, tapi Yesus Kristus yang kaya dengan rahmatNya
telah menghidupkan kita kembali melalui penebusanNya dan kuasa kebangkitanNya
dan oleh kasih karuniaNya kita deselamatkan (Efesus 2:1-6). Kita sudah dibayar
tunai tidak ada sedikit pun dalam hidup kita menjadi milik kita. Kita harus
muliakan Dia dengan seluruh yang ada dalam hidup yang adalah milikNya (1 Kor.
6:19-20). Mari merenungkan kebenaran ini, bahwa bukan milik kita tetapi
seluruhnya adalah milik Dia yang telah mati ganti kita.
Dengan kebenaran untuk mengenal siapa kita
sesungguhnya, jelasalah bahwa adalah mutlak kebenaran Tuhan untuk berkata
berilah 100% milikmu kepada Tuhan dan sudah tentu tidak dapat kita tolak sebab
memang hidup kita 100% milik Dia.
1 Korintus 6:19-20 : “Atau tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh
Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”.
Coba bayangkan kemurahanNya yang besar,
bahwa Allah tidak menuntut 100% dari milik kita. Dia hanya meminta 10%.
Bagaimana kita sebagai milik tebusanNya bisa mau berargumentasi untuk menolak
kebenaran persepuluhan ini? Kalau kita mengasihi Dia dan mau taat kepadaNya
tentu kita akan mengucap syukur, ternyata persepuluhan juga menjadi tanda
ikatan kita dengan Dia sebagai pencipta supaya orang percaya tetap menyadari
bahwa kita orang percaya adalah milik Dia sebagai pencipta.
Lebih dahsyat lagi bahwa ada janji yang
pasti kepada kita dengan persepuluhan ini, dalam Maleakhi 3:10:
“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap
langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”
Oh alangkah bahagianya kita orang
percaya, ternyata pengembalian persepuluhan adalah maksud Tuhan untuk menguji
Kasih dan Ketaatan orang percaya. Persembahan persepuluhan menjadi ikatan janji
orang percaya menjadi jalan kebenaran hidup diberkati dengan berkelimpahan.
Kenyataannya, menjadi bukti bahwa semua orang percaya yang membayar
persepuluhan, hidup mereka diberkati Tuhan. Patut
diingat, kita tidak membayar persepuluhan supaya diberkati, tetapa karena kasih
dan ketaatan kepada Firman Allah, keberkatan hanyalah kegenapan firman yang
mengikuti perbuatan kebenaran itu. Jauhkan
tujuan membayar persepuluhan supaya diberkati. Bayarlah persepuluhan
karena kita mengasihi Allah dan mau taat kepada FirmanNya. Yakobus 1:25;
“Tetapi
barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang,
dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya,
tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”
PASAL 2
PERSEPULUHAN BUKAN TAURAT
TETAPI KEBENARAN FIRMAN ALLAH
Disinilah
terletak problematiknya, bahwa banyak orang percaya menolak membayar
persepuluhan karena konsep teologis yang keliru. Ajaran keliru yang sedang
diedarkan oleh mereka yang menolak persepuluhan mengajarkan bahwa persepuluhan
itu adalah Taurat yang telah digenapi Yesus Kristus pada kematianNya di kayu
Salib.
Pertanyaan:
Benarkah bahwa persepuluhan itu adalah termasuk Hukum Taurat yang telah
digenapi oleh Tuhan Yesus Kristus? Jawabannya: Persepuluhan bukan Hukum
Taurat tetapi Kebenaran Firman Allah. Hanya persepuluhan menjadi pokok utama
dalam Taurat sehubungan dengan kehidupan orang-orang Lewi dalam pelayanan
ritual imamat mereka yang tidak mendapat warisan kepemilikan. Mereka (Lewi)
hanya hidup oleh persembahan persepuluhan yang kewajiban semua suku-suku Israel
lainnya. Jadi, seluruh Israel harus membayar persepuluhan untuk pelayanan
Imamat orang Lewi yang melayani Kemah Sembahyang, Bait Allah. Bilangan 18:21-22
“Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku
berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel
sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka,
pekerjaan pada Kemah Pertemuan. Maka janganlah lagi orang Israel mendekat
kepada Kemah Pertemuan, sehingga mereka mendatangkan dosa kepada dirinya, lalu
mati;”
Kita
baca lagi dalam Imamat 27:30-33; Ul. 14:22-29, semua kebenaran keutamaan
persepuluhan hanya untuk orang Lewi yang melayani Imamat Allah dalam Kemah
Sembahyang dan Bait Allah. Keutamaan persepuluhan Taurat menjadi penyebab
asumsi sebagian orang bahwa persepuluhan itu adalah hukum Taurat yang sudah
digenapi.
Pertanyaan
diatas tentang benarkah persepuluhan sudah digenapi oleh kematian Yesus Kristus
dalam Kasih Karunianya akan segera terjawab dan dikuakan. Sebenarnya hal ini
bukan lagi rahasia bagi kita semua. Banyak orang percaya tidak memberikan
waktunya untuk belajar kebenaran Firman Allah secara menyeluruh. Pemahaman
teologi itu harus bersifat menyeluruh. Kita sesungguhnya tidak boleh
cepat-cepat memutuskan segala sesuatu sebelum saling mengkaitkan semua
kebenaran Firman Allah. Contoh, kita tidak mampu memahami kebenaran
persepuluhan tanpa menyentuh perspektif “Teologi Perjanjian Lama”.
Dalam
perspektif kebenaran yang menyeluruh akan terlihat jelas bahwa ternyata Yesus
Kristus tidak menggenapkan atau membatalkan seluruh Taurat hanya yang ada
kaitannya dengan Yesus Kristus sebagai Anak Domba, Imam Besar dan Messias.
Hukum
Taurat kebenarannya terdiri dari; Pertama: Ketetapan Hukum Ibadah Israel yang dilaksanakan imam
besar didalam kemah sembahyang, Bait Allah bersama orang Lewi. Seluruh Liturgi yang
dilaksanakan di Kemah Sembayang/ Bait Allah Yerusalem dan semua aturannya
secara seremonial. Kedua, Hukum Taurat yang mengandung
peraturan-peraturan untuk kehidupan masyarakat Israel yaitu hukum adat istiadat
yang khusus berlaku untuk bangsa Israel, Ketiga, Hukum Kesusilaan,
Etika, peraturan-peraturan kelakuan terhadap Allah, Firman Allah yang bersifat
kekal dan menyeluruh, yang berinti kepada kesepuluh hukum.
Hukum
yang pertama dan kedua itulah yang sudah digenpakan oleh Tuhan Yesus Kristus
ketika Dia mati diatas kayu salib. Sedangkan hukum
yang ketiga bersifat menyeluruh (Lex Naturalis), itu tetap berlaku sampai hari
ini. Jadi, kematian Tuhan sebagai Anak Domba tidak menghapuskan
keseluruhan Taurat Tuhan. Hukum pertama dan kedua dari Taurat tersebut tidak
belaku lagi semua telah digenapkan oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah. Kesepuluh hukum
Allah, persepuluhan, kitab nabi-nabi sebagai Firman Allah yang menjadi
kebenaran sampai sekarang
PASAL 3
PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN ADA SEBELUM TAURAT
Walaupun Persepuluhan menjadi kewajiban dalam Taurat, tetapi persepuluhan bukan berawal dari
Taurat. Jauh sebelum Nabi Musa menerima Tauarat diatas gunung Sinai kebenaran
persepuluhan sudah ada. Sekitar 430 Tahun sebelum Taurat diturunkan bahwa Allah
sudah menyatakan kebenaran persepuluhan itu melalui Nabi Ibrahim.
Kejadian
14:18-20 : “Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah
Yang Mahatinggi. Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya
Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,…”
Siapakah Melkisedekh yang kepadaNya,
Abram membawa persembahan persepuluhan. Kita akan mengenal Melkisedekh melalui
kitab Ibrani 7-1-3 :
“Sebab
Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi
menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan
memberkati dia. Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya.
Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga
raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak
bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena
ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai
selama-lamanya.”
Siapakan Melkisedekh ini? Dia tidak
berbapa, Dia tidak beribu, Dia adalah Imam Besar untuk selama-lamanya dan dijadikan
sama dengan Anak Allah, Raja Damai, Raja Kebenaran, Raja Damai Sejahtera.
Perhatikan semua gelar yang diperuntuk kepada Yesus Kristus dimiliki oleh
Melkisedekh. Dikatakan dalam Ibrani 7:4 : bahwa betapa besar orang itu
kepadanya Abraham bapa leluhur memberi persembahan persepuluhan dan Dia
memberkati Abraham. Jelaslah bahwa Melkisedekh perwujudan Yesus Kristus dalam
Perjanjian Lama.
Dalam istilah Teologi Melkisedekh
merupakan “Teopani” Tuhan Yesus Kristus. Teopani artinya, Tuhan mewujudkan
dirinya dalam penampakan sebagai manusia, malaikat dan seterusnya. Ingat, bahwa
pada waktu itu Yesus yang Oknum kedua Allah
(Tritunggal) adalah FIRMAN (LOGOS), Dia belum berinkarnasi menjadi
manusia (Yoh. 1:14). Keadaan dan sifat Yesus sebagai Firman adalah Roh juga,
Allah itu Roh adanya (Yoh. 4:24). Melkisedekh, Imam Besar selama-lamanya itu
adalah penampakan Teopani-Nya kepada Abraham, dan Abraham membayar persepuluhan
kepadaNya. Peristiwa ini terjadi 430 tahun sebelum Taurat diberikan
kepada nabi Musa digunung Sinai pada tahun 1495 Sebelum Masehi. Persepuluhan
adalah kebenaran Firman Allah yang kekal bukan Taurat yang telah digenapi.
Demikian pula Yakub mengikuti jejak kakeknya memberi sepersepuluh dari
berkat-berkatnya kepada Tuhan. Yakub berkata :”…dari segala sesuatu yang engkau
berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu” (Kejadian
28:22)
Pada waktu Musa menerima Hukum Taurat
di gunung Sinai, ternyata kebenaran persepuluhan diteguhkan menjadi salah satu
kewajiban utama bagi bangsa Israel. Memang ada banyak hal kebenaran dalam
Taurat yang merupakan kesinambungan dari apa yang sudah Allah nyatakan sebelum
Taurat. Kita tidak dapat langsung memutuskan bahwa semua yang diberikan Allah
kepada Musa menjadi bagian dari Taurat. Banyak kebenaran yang diberikan dalam
Taurat sudah ada sebelum Taurat. Misalnya, ketika Adam dan Hawa jatuh kedalam
dosa mereka mengambil daun pokok ara untuk menutupi ketelanjangan mereka dan
Allah menggantikan dengan kulit binatang untuk menjadi pakaian mereka (Kej.
3:7, Kej. 3:21). Kebenaran bahwa Allah menggantikan pakaian mereka dengan kulit
binatang berarti sudah terjadi penyembelihan binatang dan pencurahan darah.
Didalam Taurat pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah bagi Israel hanya
melalui pengorbanan dan pencurahan darah binatang (Imamat 16:15-17). Dan
kegenapan darah binatang dan penyembelihan
Anak Domba Allah menjadi ketentuan kebenaran yang kekal untuk
keselamatan manusia. Hanya dalam Hukum Taurat ditetapkan melalui darah korban
binatang, sedangkan dalam Perjanjian Baru digenapkan oleh Darah Domba Allah
yang benar yaitu darah Tuhan Yesus Kristus. Pembenaran oleh darah tidak terjadi
yang pertama oleh hukum Taurat, tetapi jauh sebelum Tauarat diberikan kepada
Musa. Demikian pula dengan persepuluhan, jauh sebelum Taurat diberikan bahwa
bapa Abraham dan Yakub sudah melakukannya dengan setia. Karena itu, persepuluhan
bukan bagian dari Taurat saja, tetapi telah menjadi ketentuan Allah sampai pada
zaman Perjanjian Baru.
PASAL 4
PERSEPULUHAN DALAM PERJANJIAN BARU
Sebelum
masuk dalam penguraian tentang kebenaran persembahan persepuluhan dalam
Perjanjian baru saya merasa perlu juga menjelaskan pengertian tentang makna
bahwa Taurat sudah digenapkan dan
dibatalkan oleh Yesus Kristus. Kata digenapkan dan dibatalkan telah
diterjemahkan mentah-mantah. Banyak yang berpikir bahwa Taurat itu sudah selesai
dan tidak berfaedah lagi. Makna teologis tentang
digenapkan atau dibatalkan tidak berarti sudah berhenti dan ditiadakan begitu saja. Tetapi, justru
sudah digenapkan dan dinyatakan kepada makna yang lebih besar dan mulia.
Makna digenapkan oleh kebenaran yang lebih besar dan mulia itu harus kita
pahami sehingga alur kebenarannya dari sebelum Taurat diturunkan. Pada zaman
Taurat, Perjanjian Lama kemudian Perjanjian Baru terlihat jelas dan tidak putus begitu saja.
Kebenaran itu bagaikan cahaya yang semakin lama semakin terang benderang sampai
kepada siang yang sempurna (Amsal 4:18).
Matius 5:17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya.”
Efesus 2:15 “sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum
Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai
sejahtera,”
Kematian Yesus Kristus diatas Kayu Salib sudah menerangi Taurat
kepada makna kebenaran yang lebih besar dan mulia dari kebenaran bayang-bayang,
tidak ada lagi kebenaran bayangan oleh gambaran bahwa semua telah menjadi nyata
dan jelas penuh kemuliaan didalam Tuhan Yesus Kristus.
Sebagai contoh bahwa Darah binatang telah diganti dengan kemuliaan darah Anak
Domba sejati yaitu Darah Tuhan Yesus Kristus. Bait Allah / Tabernakel telah
diganti dengan bait Allah bukan buatan tangan manusia yaitu, Tubuh Kristus
tempat maha kudus Allah di sorga mulia. Persepuluhan bukan lagi hanya kewajiban
bangsa Israel, tetapi seluruh orang percaya sehingga kemuliaan berkatnya
berlaku untuk semua orang tidak terbatas hanya untuk Israel. Ingat, kebenaran
persepuluhan mengakibatkan orang percaya diberkati dengan berkat berkelimpahan.
Begitu pula kita tidak lagi memerlukan minyak urapan, karena telah digantikan
dengan Oknum Roh Kudus yang jauh lebih mulia dan dahsyat kuasaNya bagi kita
orang percaya. Baca: 1 Pet. 1:18-19; Roma 5:9; Ibrani 9:11-14; Kisah 2:4; Ef.
1:18-19. Ayat-ayat diatas semua bercerita tentang kedahsyatan kebenaran yang
sudah datang akibat penggenapan Taurat oleh Anak Domba Allah.
Kematian
Kristus sudah menggenapkan Taurat, Allah bukan lagi terikat dengan satu bangsa
yaitu Israel, tetapi oleh Kasih KaruniaNya telah membuka diriNya menjadi milik
semua bangsa didunia. Karena itu, kebenaran persepuluhan sekarang adalah untuk
seluruh bangsa-bangsa. Artinya, seluruh bangsa yang percaya kepadaNya siapa
untuk diberkati melalui melakukan persepuluhan. Maleakhi 3:10, “Bawalah seluruh
persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada
persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam,
apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan
berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”
Persepuluhan
juga menjadi satu standar kekudusan orang percaya dihadapan Tuhan. Ternyata
persepuluhan juga menjadi tanda ikatan kejujuran orang percaya untuk dapat
tunduk total dalam ketaatan kepada Allah.
Maleakhi
3:6-8 “Bahwasanya
Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap. Sejak zaman
nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya.
Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta
alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus
kembali?" Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi
kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai
persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
Persepuluhan bukan hanya sebagai jalan
yang pasti untuk orang percaya diberkati, tetapi juga menjadi ukuran yang dapat
kita deteksi apakah kita kudus dan menjadi orang percaya yang mentaati
Tuhannya. Tentu kita sebagai orang percaya menghendaki dikatakan menjadi penipu
Allah. Secara gamblang Firman Tuhan menghisabkan kita sebagai penipu Allah
apabila tidak mengembalikan persepuluhan.
Persepuluhan bukan hanya sebagai
jalan yang pasti untuk orang percaya diberkati, tetapi juga menjadi ukuran
yang dapat kita deteksi apakah kita kudus dan menjadi orang percaya yang
mentaati Tuhan-nya.
|
Dengan memperhatikan ayat diatas,
nampak jelas bahwa pelaksanaan persembahan persepuluhan dan persembahan khusus
telah merupakan ketetapan Tuhan. Barangsiapa melanggarnya dianggap telah
meninggalkanNya, sehingga Ia berkata “Kembalilah kepada-KU”.
Mengapa Persepuluhan kurang disebut dalam Perjanjian Baru?
Disinilah persoalannya, dikarenakan
jarang disebut dalam Perjanjian Baru, itu menjadi alasan bagi mereka yang tidak
melakukannya, berani berkata bahwa persepuluhan hanya dilakukan bagi Israel
pada masa Taurat dan sekarang tidak berlaku lagi. Persepuluhan sudah jelas
menjadi ketetapan Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Taurat tidak perlu lagi
mendapatkan tempat yang harus diulangi dan ditekankan kembali dalam Perjanjian
Baru. Telah menjadi ketetapan khususnya bagi bangsa Israel.
Tuhan Yesus tidak pernah meniadakan
persepuluhan malahan Tuhan Yesus mengkoreksi supaya persepuluhan menjadi
sempurna jangan mangabaikan kebenaran lainnya. Semasa Yesus melaksanakan
misiNya selama 31/2 tahun sebelum mati di atas kayu salib Dia telah mulai
mengajarkan Kebenaran Kasih Karunia Allah (Agape) yang menjadi pokok ajaranNya.
Karena itu, dasar membawa persepuluhan pada zaman Perjanjian Baru tidak sama
lagi dengan dasar persembahan persepuluhan dalam Taurat atau Perjanjian Lama.
Tuhan Yesus Kristus menekankan pada zaman kasih Karunia ini atau zaman gereja
bahwa orang percaya harus membawa persembahan persepuluhan berdasarkan Kasih
Karunia-Nya yaitu kita membawa dengan dasar iman mengasihi Dia yang telah mati
untuk keselamatan kita. Kristus Yesus mengajarkan bahwa persepuluhan haruslah
dilakukan dengan dasar iman, keadilan (jujur), dan belas kasihan (Kasih-Nya).
Matius 23:23 “Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan
dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam
hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.”
Bayangkan bahwa Tuhan Yesus memuji
Israel dan para ahli Taurat dan orang-orang farisi jujur dan ketat dengan
persembahan persepuluhan sampai kepada hal yang kecil yang mereka miliki (hasil
tanaman: selasi, adas manis, dan jintan dstnya). Perhatikan bahwa mereka
mempersembahkan persepuluhan dari semua yang mereka miliki. Namun inti
persekutuan dengan Allah mereka abaikan, yaitu kasih belas kasihan dan
keadilan. Disini kita melihat persepuluhan diteguhkan oleh Tuhan Yesus. Belas
kasihan, keadilan dan kesetiaan menjadi pokok ajaran yang menjadi misi Tuhan
Yesus dalam kasih karuniaNya, Efesus 2:4-5,8.
Karena
itu, dasar membawa persepuluhan pada zaman Perjanjian Baru tidak sama lagi
dengan dasar persembahan persepuluhan dalam Taurat atau Perjanjian Lama. Tuhan
Yesus Kristus menekankan pada zaman kasih Karunia ini atau zaman gereja bahwa
orang percaya harus membawa persembahan persepuluhan berdasarkan Kasih
Karunia-Nya yaitu kita membawa dengan dasar iman mengasihi Dia yang telah mati
untuk keselamatan kita semua
Tuhan Yesus juga Memberi Persembahan Persepuluhan.
Tidak terlihat dalam ayat yang jelas
bahwa Yesus membawa korban persepuluhan-Nya. Sebagaimana saya sudah uraikan
sebelumnya, bahwa persepuluhan bukanlah ajaran yang baru bagi orang Yahudi.
Persembahan Persepuluhan sudah menjadi tradisi yaitu kebenaran yang sudah
mendarah daging bagi Israel sejak seribuan tahun sebelumnya. Ingat bahwa Tuhan
Yesus tidak perlu lagi mengulang-ulangi sesuatu yang sudah menjadi tradisi
ribuan tahun bagi Yahudi. Dia sedang sibuk dengan satu misi yaitu menyelamatkan
isi dunia melalui Kasih KaruniaNya. Itulah sebabnya, semua ajaran Yesus Kristus
menjadi batu antukan bagi Israel.
Ajaran-ajaran Tuhan Yesus selalu
dianggap bertentangan dengan ajaran Taurat Musa. Memang yang menjadi penyebab
Yesus Kristus disalibkan, sebab ajaranNya dianggap para ahli Taurat sudah
menghujat Allah Israel. Dia tidak mengulangi lagi tentang persepuluhan karena
hal ini sudah menjadi ajaran tradisi yang mendaging bagi Yahudi. Kristus Yesus
sedang memperkenalkan satu “Perjanjian Baru” dimana Dia akan menggenapkan
“Nubuatan tentang Anak Domba Allah” yang menggenapkan Taurat menjadi dasar
pokok ajaran Kasih Karunia-Nya, Yoh 1:29, Mat. 24:1-2.
Bersambung,...
Halleluya..!!
BalasHapusSepersepuluh adalah persembahan berdasarkan Iman untuk kita yang hidup di zaman kasih karunia dan dengan itu berkat Abraham ishak dan Yakub akan mengalir bagi gereja Tuhan tapi bagi orang Yahudi persepuluhan merupakan hukum wajib dan kewajiban ini tidak berlaku bagi gereja Tuhan masa kini.
BalasHapustulisan terlalu di paksakan ......sehingga membenarkan perpuluhan alasan saya mengatakan tulisan dipaksakan
BalasHapus1.Abraham cuma memberi 1 kali dalam hidupnya bahkan 100% dari jarahannya?
2.Yakub memberi karna yakub bernazar..?
3.Tuhan Yesus datang untuk menggenapkan ...bahkan ketika Tuhan Yesus dikayu salib Tuhan katakan sudah selesai....berarti keselamatan dan berkat dll udah Tuhan bayar lunas...?
4.dalam perjalan para rasul PP tidak pernah di tekankan berari PP tidak yg utama sbb yg utama adalah KRISTUS yg telah menebus dosa umat manusia
Pak BK, tulisan di paksakan atau anda yang terpaksa menolak hakekat kebenaran tsb (perpuluhan).Saya bukan penggila perpuluhan, tp saya menghormati hakekat kebenaran FA dan Allah tdk pernah memaksakan kebenaranNya bg siapapun, Alkitab cm katakan "Brgsiapa sudah tahu berbuat baik tp tidak melakukannya, ia berdosa".
Hapus1. Orang pinter ckp 1x di kasih tahu, pasti seterusnya dia tahu apa yang akan dia lakukan. Abraham Alkitab catat 1x dia bri perpuluhan, tdk mgkin dia tahu itu adalah kebenaran Allah, selanjutnya dia lalai? pasti sterusnya dia lakukan memberi perpuluhan. (masalahnya kasihan Musa kecapean klo tulis semua perpuluhan yg Abraham kasih tmbh lagi papyrus susah di dpt...dikit becanda).
2. Yakub memberi bukan sekedar bernazar, tp dia patuh akan kebenaran Allah.
3. Penekanannya; tolong pak Bastian trs berulang kali baca dan cerna Kej.14:18-20 & Ibr.71-3...Melkisedekh adlh Imam tuk selama-lamanya-->Ini menyiratkan bhw pemberian perpuluhan itu bukan hnya berlaku di masa Abraham, tapi itu berlaku selama kita hidup. Gembala agung, Imam kita Dialah Yesus yang memberi hidupNya tanpa batas bagi manusia yang buat hitung-hitungan kalau mengembalikan milik Tuhan. Artinya: pemberian kita di jaman kasih karunia ini bukan hanya nominal 1/10...tapi 100%. Cb kalo Tuhan hitung-hitungan dgn kita,Dia katakan gmn kalo nafas kita cukup sampe hr ini???
4. Para Rasul mendidik jemaat bukan sekedar memberi 1/10, tapi lebih dari itu. Paulus katakan:"Beri sesuai kerelaan hati..." Pertanyaannya: Kalo kita manusia berakal budi/punya hati nurani, apakah kita memberi dengan terpakasa/buat perhitungan dengan Kasih Karunia yang seharusnya kita tak layak terima dr Tuhan????
Saya harap Pak Bastian bukan orang yang terpaksa menerima Kasih Karunia Tuhan. 1/10 tidak ada apa-apanya di banding kemurahan Tuhan yang sudah Bapak rasakan selama ini. GBU
Dalam Alkitab memang cuma di tulis 1 kali, Abraham memberi perpuluhan, tetapi itu bukan berarti Abraham hanya 1 kali praktek perpuluhan.
BalasHapusJika Yakub bernazar, berarti konsep perpuluhan sudah sangat membudaya dari Abraham sampai Yakub. Pasti Yakub sering melihat contoh tentang hal itu. Hal yang biasa jika anak turun belajar dari kebiasaan nenek moyang mereka sebelumnya.
Perpuluhan adalah salah satu bentuk persembahan yang sama sekali tidak menyimbolkan korban Kristus sehingga tidak perlu digenapi oleh korban Kristus.
Perpuluhan dalam perjanjian lama bukan untuk penebusan dosa, tetapi untuk berbagai peruntukan. Sejak zaman Abraham perpuluhan dapat digunakan dalam pemanfaatan sesuai kebutuhan zaman, dan sesuai sistem yang menggunakannya.
Dalam Alkitab memang cuma di tulis 1 kali, Abraham memberi perpuluhan, tetapi itu bukan berarti Abraham hanya 1 kali praktek perpuluhan.
BalasHapusJika Yakub bernazar, berarti konsep perpuluhan sudah sangat membudaya dari Abraham sampai Yakub. Pasti Yakub sering melihat contoh tentang hal itu. Hal yang biasa jika anak turun belajar dari kebiasaan nenek moyang mereka sebelumnya.
Perpuluhan adalah salah satu bentuk persembahan yang sama sekali tidak menyimbolkan korban Kristus sehingga tidak perlu digenapi oleh korban Kristus.
Perpuluhan dalam perjanjian lama bukan untuk penebusan dosa, tetapi untuk berbagai peruntukan. Sejak zaman Abraham perpuluhan dapat digunakan dalam pemanfaatan sesuai kebutuhan zaman, dan sesuai sistem yang menggunakannya.
Amen...
BalasHapusBuat Pak Bastian Kasim:
Pak BK, tulisan di paksakan atau anda yang terpaksa menolak hakekat kebenaran tsb (perpuluhan).Saya bukan penggila peprpuluhan, tp saya menghormati hakekat kebenaran FA dan Allah tdk pernah memaksakan kebenaranNya bg siapapun, Alkitab cm katakan "Brgsiapa sudah tahu berbuat baik tp tidak melakukannya, ia berdosa".
1. Orang pinter ckp 1x di kasih tahu, pasti seterusnya dia tahu apa yang akan dia lakukan. Abraham Alkitab catat 1x dia bri perpuluhan, tdk mgkin dia tahu itu adalah kebenaran Allah, selanjutnya dia lalai? pasti sterusnya dia lakukan memberi perpuluhan. (masalahnya kasihan Musa kecapean klo tulis semua perpuluhan yg Abraham kasih tmbh lagi papyrus susah di dpt...dikit becanda).
2. Yakub memberi bukan sekedar bernazar, tp dia patuh akan kebenaran Allah.
3. Penekanannya; tolong pak Bastian trs berulang kali baca dan cerna Kej.14:18-20 & Ibr.71-3...Melkisedekh adlh Imam tuk selama-lamanya-->Ini menyiratkan bhw pemberian perpuluhan itu bukan hnya berlaku di masa Abraham, tapi itu berlaku selama kita hidup. Gembala agung, Imam kita Dialah Yesus yang memberi hidupNya tanpa batas bagi manusia yang buat hitung-hitungan kalau mengembalikan milik Tuhan. Artinya: pemberian kita di jaman kasih karunia ini bukan hanya nominal 1/10...tapi 100%. Cb kalo Tuhan hitung-hitungan dgn kita,Dia katakan gmn kalo nafas kita cukup sampe hr ini???
4. Para Rasul mendidik jemaat bukan sekedar memberi 1/10, tapi lebih dari itu. Paulus katakan:"Beri sesuai kerelaan hati..." Pertanyaannya: Kalo kita manusia berakal budi/punya hati nurani, apakah kita memberi dengan terpakasa/buat perhitungan dengan Kasih Karunia yang seharusnya kita tak layak terima dr Tuhan????
Saya harap Pak Bastian bukan orang yang terpaksa menerima Kasih Karunia Tuhan. 1/10 tidak ada apa-apanya di banding kemurahan Tuhan yang sudah Bapak rasakan selama ini. GBU
Salam kenal,
BalasHapusSatu kalimat yang memberkati saya :
"Kita tidak membayar persepuluhan supaya diberkati, tetapa karena kasih dan ketaatan kepada Firman Allah, keberkatan hanyalah kegenapan firman yang mengikuti perbuatan kebenaran itu"
Kalimat tersebut membuat saya tersadar (dan mungkin beberapa orang kristen juga) bahwa tujuan persepuluhan bukan untuk mencari berkat namun sebagai tindakan ketaatan. Semoga tulisan ini dapat meluruskan persepsi yang salah terhadap hal tersebut.
Tulisan yang sangat memberkati.
Itu kan interpretasi orang masing-masing, kebenaran adalah hanya pada Tuhan, jadi tidak bisa kita menyalahkan yang tidak bayar perpuluhan itu dosa bisa saja mereka memberi lebih, jangam menghakimi. Yang jelas Tuhan Yesus tidak ada secara verbal mengatakan bayar perpuluhan.Dia butuh hati manusia yang butuh itu gereja. Makanya Dia mencela Ahli Taurat dan orang Farisi yang memberi perpuluhan yang menjalankan tradisi nenek moyang mereka dan Tuhan mengharagai itu dan tidak melarang mereka,bukan jadi menyuruh semua orang yang mengikut Dia jadi bayar perpuluhan.Orang Kaya Muda disuruh jual harta dan disuruh beri ke orang miskin tidak dibilang kasih sepuluh persen untuk Rumah Tuhan.
BalasHapuskita ini sudah tahu kebenaran, tp selalu banyak pertimbangan. memang perpuluhan bukanlah kewajiban, tapi setidaknya sbg anak Tuhan yg TAAT shrsnya kita bayar perpuluhan. contohnya saya, dulu saya berpikir perpuluhan itu tdklah penting, cukup membayar uang diakonia, iuran bulanan, dan persembahan tiap saat ibadah. Namun, utk membayar perpuluhan, membuat saya keberatan karna 10 persen itu sgtlah lumayan besar buat saya. Namun saya mau jd anak yg TAAT di mata Tuhan, saya mau bayar perpuluhan, dan saya percaya Tuhan melihat hati yg TAAT bukan hati yg penuh dgn pertimbangan ttg teologia perpuluhan.
BalasHapusBahasan lain tentang persepuluhan di https://hesron89.wordpress.com/2013/05/03/persepuluhan-dalam-gereja/ salah satu cuplikannya aja panas gini tapi harus baca endingnya sendiri.. Mak nyus
BalasHapusDalam Perjanjian Baru Yesus dan para Rasul tidak mengajarkannya dan PB tidak lagi berbicara mengenai ‘Israel secara lahir’ melainkan Israel rohani. Demikian juga ibadat lahir dengan ‘kurban dan persembahan’ yang berpusat sekitar ‘Taurat dan Bait Allah’ dan dipimpin oleh ‘para Imam’ telah digantikan dalam PB. Dalam PB ibadat tidak berkisar Taurat dan Bait Allah, sekalipun pada awal pelayanan umat Kristen masih ada yang hadir di bait Allah, ritus kurban dan persembahan sudah digantikan oleh ‘darah Yesus sendiri’ itulah sebabnya dalam PB juga tidak lagi ada jabatan Imam, dengan demikian sistem persepuluhan yang dikaitkan dengan rumah perbendaharaan di Bait Allah juga sudah digantikan dengan ‘Injil kasih’ (ritus basuhan, sunat, dan sabat juga tidak lagi diajarkan dalam PB).[16]
>>>>>>>>>>
BalasHapusSatu hal yang terpenting bagi kita, jika kita mengakui umat beriman kepada Kristus dan mengikuti ajaran para rasul, yaitu, jika kita melakukan ibadah "Persembahan Persepuluhan", dimana ajaran itu tidak pernah di jalankan dan di ajarkan oleh Kristus dan para rasul dan murid-murid rasul, lalu kita melakukan dan mengajarkan akan "persepuluhan" ini, maka secara tidak sadar dan secara tidak langsung, kita telah menafikan dan melangkahi dan menganggap ajaran Kristus dan para rasul dan bapa-bapa gereja purba yang tercatat di Injil tidaklah sempurna dan tidak cukup, ini berarti secara tidak langsung juga seperti penghinaan kepada ajaranNya dan pribadiNya.
Umat memang wajib untuk membantu gereja, misi gereja, nafkah para pengajar dan pekerja rohani di gereja dan umat-umat yang perlu di bantu di lingkungan kita, namun itu bukan berarti kita harus melangkahi apa yang telah di jelaskan oleh para rasul di Injil dengan melakukan dan mengajarkan persembahan menggunakan target tertentu seperti persepuluhan, padahal para rasul mengajarkan di Injil adalah "memberi dengan sukacita dan sukarela sesuai kemampuan"
Justru kita harus yakin bahwa semua kebutuhan yang di sebut diatas akan bisa terpenuhi jika benar-benar tulus dan murni melaksankan perintah Tuhan dalam bergereja dan beriman, dan ini sudah di buktikan oleh / dari mulai berdirinya gereja dan mulai timbulnya umat abad-abad pertama sampai sekarang yang tidak melakukan dan mengajarkan persepuluhan, mereka bisa tumbuh dan berkembang pesat yang semata-mata atas pertolongan Tuhan bukan pertolongan uang (mamon).
Jika demikian, bahwa alasan gereja mengesahkan persepuluhan dengan alasan yang di kemukan di atas, sebenarnya sudah tidak benar, dan di sisi lain menunjukkan kuatirnya / kurangnya iman gereja tersebut dan meragukan akan pemeliharaan dan pelenggaraan Tuhan dan Kuasa Tuhan itu sendiri kepada gereja yang berdiri atas namaNya.
Besar kemungkinan, bahwa gereja yang menitik beratkan dan membebankan dan mewajibkan bagi umatnya untuk melakukan persepuluhan alasannya adalah keuntungan pribadi (umumnya memang begitu, walaupun ada sedikit yang tidak) dan selanjutnya secara tidak langsung mengajarkan umatnya hitung-hitungan dengan Tuhan karena ada ming-iming berkat materi akan mengalir kepada yang melakukan persepuluhan (duniawi), apalagi salah satu ayat "sakti" yang di tampilkan oleh gereja tersebut adalah ayat-ayat PL kitab malekahi dll.
bersambung.......
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusJika persepuluhan itu adalah penting dan sentral serta harus di lakukan dan di ajarkan kepada umatnya, kenapa satu ayatpun di PB tidak di perintahkan dengan gamblang dan lugas tentang hal ini oleh para rasul. Secara keturunan para rasul adalah bangsa Yahudi, dan secara keimanan, beliau-beliau adalah rasul-rasul Tuhan Yesus, dan beliau-beliau termasuk Tuhan Yesus sendiri juga tidak melakukan dan mengajarkan hal tsb. Dan beliau-beliau tersebut tentu lebih paham, mengerti, pandai dan suci dari siapapun dari umat kristiani. Apakah kita-kita ingin mengatakan kita lebih dari beliau-beliau sehingga melakukan dan mengajarkan apa yang tidak dilakukan dan di ajarkan beliau-beliau ?
BalasHapusPara pengajar, penganut dan pendukung persepuluhan seringkali menuduh kepada mereka yang tidak menjalankan dan mengajarkan persepuluhan dengan tuduhan tidak taat dn setia.
Taat dan setia adalah menuruti apapun yang di perintahkan oleh Tuhan Yesus dan para rasul, baik yang di teladankan dalam tindakan maupun dalam pengajaranNya, dan tidak melakukan apapun yang tidak di perintahkan dan di ajarkan oleh Tuhan Yesus dan para rasul, baik yang di contohkan melalui tindakan maupun pengajaranNya (tidak mengurangi dan menambahkan apa yang telah di ajarkan / di jelaskan dalam Injil), inilah baru di sebut Taat dan Setia yang benar. jika seseorang menambah dan mengurangi apa yang di ajarkan Tuhan Yesus dan para rasul maka itu namanya tidak taat dan tidak setia.
Ingat "memberi dengan sukacita, sukarela dan sesuai kemampuan bukan berarti lebih rendah nilainya, tapi bisa lebih dari persepuluhan ataupun kurang dari persepuluhan, namun esensinya adalah sesuai dengan perintah dan ajaran para rasul" (tidak di tambah maupun di kurangi). dan "mempersembahkan dan memberi tidaklah boleh dicanangkan terlebih dahulu".. Ingat juga berbuat baik tidak sesuai ajaran Kristus dan para rasul belum tentu itu adalah benar walaupun itu dalam PL, salah satu contoh "kamu telah mendengar firman, kasihilah sesamamu, dan bencilah musuhmu (PL), tapi aku berkata kepadamu, kasihilah musuhmu, dan (PB) ........." ini sama juga dengan "kamu telah mendengar firman, persembahkan perpuluhan (PL), tapi aku berkata kepadamu, berilah dengan sukacita dan sukarela sesuai kemampuan (PB)" jadi mana yang anda mau ikuti ?????
Kita Tahu di dalam Hukum Agama Yahudi ada Hukum Pidana ( pembunuhan , perzinahan dsb ), Hukum Perdata ( pinjam meminjam , jual beli dsb ) , Hukum Perang ( soal jarahan , tawanan dsb ) dan Hukum Agama ( bea pajak Bait Allah , persembahan khusus, persembahan persepuluhan , korban pagi, korban petang , hari raya pendamaian , sunat dsb ) . Coba kita renungkan , apa arti dari catatan Alkitab berikut ini : " ...DENGAN KEMATIAN NYA SEBAGAI MANUSIA , IA TELAH MEMBATALKAN HUKUM TORAT DENGAN SEGALA PERINTAH DAN KETETAPANNYA .... " ( EFESUS 2 : 15 TERJEMAHAN LAI - ITB ) .Kalau dalam terjemahan LAI - BIS tertulis :" HUKUM AGAMA YAHUDI DENGAN PERINTAH2 DAN PERATURAN2NYA SUDAH DIHAPUSKAN OLEH KRISTUS ...( EFESUS 2 : 15 TERJEMAHAN LAI - BIS ) . Pertanyaan :" Hukum Agama Yahudi yang mana yang dibatalkan/dihapuskan !? KIta Kristen dan bukan pengikut agama Yahudi ! Jangan lupa , banyak denominasi gereja yang tidak mengajarkan persepuluhan ! Apakah mereka tidak suka memberi ? Bukan itu ! Memberi berdasarkan kasih Kristus tanpa patokan nominal itu jauh lebih baik daripada memberi karena adanya aturan di bawah sifat hukum yang imperatif , karena tidak bisa tidak , semua aturan dan hukum sifatnya memang imperatif ( memaksa ) ! GBU.
BalasHapusMengatakan bahwa denominasi gereja besar yg dahulu menolak pengajaran persepuluhan , sekarang sudah menerima , adalah suatu pernyataan yang tidak tepat , karena sampai hari ini, dua denominasi gereja terbesar di dunia , yaitu Gereja Katholik Roma dan Gereja Protestant Mainstream , tidak mengajarkan persepuluhan sama sekali ! Demikian juga mengatakan bahwa persepuluhan bukanlah bagian dari hukum Torat hanya karena sebelum ada hukum Torat Abraham sudah memberikan persepuluhan , adalah salah sama sekali ! Apakah larangan membunuh bukan bagian dari hukum Torat hanya karena sebelum ada hukum Torat sudah ada pembunuhan ? ( Kain membunuh Habel ) . Apakah menipu dan mencuri bukan bagian dari hukum Torat hanya karena sebelum ada hukum Torat sudah ada penipuan dan pencurian ?( Yakob menipu dan mencuri hak kesulungan Esau ) . Apakah larangan menyembah berhala bukan bagian dari hukum Torat hanya karena sebelum ada hukum Torat sudah ada yang menyembah berhala ? Dan lain sebagainya ! Memang sebelum ada hukum Torat , hal2 tersebut di atas sudah ada , dan nanti pada zaman Musa dikodifikasi menjadi suatu aturan hukum yang disebut Torat ! Jadi jangan hanya karena dahulu sebelum ada hukum Torat , persepuluhan sudah ada , lalu dikatakan bahwa persepuluhan bukan bagian dari hukum Torat ! Wah itu salah besar ! Persepuluhan adalah bagian dari Hukum Agama Yahudi dari aturan aturan yang disebut Tora ( ibrani ) atau nomos ( Yunani ) . GBU.
BalasHapus